Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Satu salah semua juga salah.

Suatu ketika di siang yang cerah, Jean dan Joe pulang dari sekolah sesampai di asrama instrumen sahabat santri mulai berdering sebanyak tujuh kali, tanda santri berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat dhuhur. Jean dan Joe mulai meninggalkan semua tentang dunia beralih untuk menghadap Tuhan yang Maha Esa. Jean :"Joe, bel berdering yuk kita berangkat ke masjid untuk sholat dhuhur". kata Jean Joe   :Saut Jean "ok. Jen. Cap cussss". cersan depan bukan berarti barisan kesatu. Mereka mengumandangkan pujian-pujian kepada Sang kuasa. beberapa menit kemudian sholatul jami'ah pun dilantunkan tanda solat akan dimulai. Semua santripun berdiri khususnya Jean dan Joe. Imampun memulai Solat dengat lantunan allahuakbar, suasana di musollahpun penuh dengan kekusyu'an santri yang sedang sholat berja'ah. Di tengah-tengah kekusyu'an santri ada sedikit suara yang berasal dari barisan depan yaitu suara Jean yang sedang mengingatkan Joe karena kepalnya tidak menu

kesetiaan santri mencetak sejarah keemasaan negara Indonesia.

Gambar
Ratusan tahun negara Indonesia dijajah oleh beberapa negara asing khususnya bangsa belanda dan portugis. Perlawanan-perlawanan rakyat khususnya santri tak terlepas dalam  melawan penjajah hampir tak terhitung jasa-jasanya, milyaran tetesan keringat menjadi saksi atas sejarah kemerdekaan. Kerja keras para pejuang negara dalam melawan penjajah hingga tak kenal waktu, do'o-do'a malam tak lupa dipanjatkan oleh para kyai dan santri. Tuhanpun mengabulkan do'a -do'a makhluknya dan waktupun menjawab kemerdekaan indonesia yang jatuh pada tanggal 17 agustus 1945. kemerdekaan Kemerdekaan indonesia tidak terlepas oleh kesetiaan santri yang sangat berjasa dalam meraih . Meski latar belakang santri tidak tertulis dalam tinta keemasan sejarah indonesia na mun peran santri tidak kalah oleh peran pahlawan nasional. Hal itu dibuktikan bahwa ada banyak barisan- barisan yang beranggotakan khusus santri seperti barisan hizbullah , laskar santri dan lain-lain ikut serta dalam mela

Titik Kejenuhan Pikiranku.

Detik demi detik bergilir memutar arah jam, sampah dalam otakku semakin lama semakin menumpuk, sangat sulit bagiku untuk menetralisir otakku. Jika satu sampah terhapuskan dalam memori otakku sampah-sampah lain memberontak cela-celah otakku. Hingga aku tak habis pikir untuk mengatasi sampah-sampah itu, apa harus ku cuci sesuai kehendak hatiku atau aku harus terdiam diri atas kejenuhan pikiranku. Di dalam kejenuhan pikiran, kesendirian jiwa ini membutuhkan cahaya pelita menerangi jiwa&hati ini. Ribuan solusi mengembalikan keadaan otakku tapi apa daya itu tak akan berpengaruh dalam pikiranku. Hanya kamu tuhan yang bisa melakukan itu semua. Engkau punya apa yang aku tak punya dan aku punya apa yang kau tak punya. Oleh karena itu, kaulah dzat pembeda diantara dzat-dzat yang ada . Hanya kepada engkaulah aku berlindung dan hanya dan hanya kepadulah aku aku bersujud dan meminta pertolongan. Kuyakin dalam kejenuhan pikiran ini kau datang memberiku pelita dalam kegelapan jalan. You